Berita Keren – Parigi Moutong – Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Parigi Moutong bersama mitra kerja, menyinggung pencapaian proggres kerja disetiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) belum capai maksimal, bahkan masih dibawah 30 persen.
Ketua Komisi III DPRD Parigi Moutong, Drs. Alfred Tonggiroh, mengatakan, setelah beberapa kali telah dilaksanakannya rapat koordinasi bersama mitra kerja Komisi III, sebagian besar pencapaian proggres kerja sampai dengan bulan Juni 2021 ini masih dibawah 30 persen.
“Secara umum kami menyampaikan bahwa dari sekian OPD lintas komisi yang telah kami laksanakan rapat koordinasi, bahwa sebagian besar sampai dengan bulan Juni itu masih dibawah 30 persen diserahkan anggaran,” ujarnya dalam RDP, Senin (05/07).
Ia menuturkan, tentu saja dengan pencapaian proggres yang masih dibawah 30 persen tersebut, membuat garis merah dalam kewilayahan Kabupaten Parigi Moutong ini.
“Sehingga saya berfikir, dibawah 30 persen, bahkan dibawah garis besar pasti merah dalam kewilayahan kita ini,” tuturnya.
Ia menyebutkan, sebagai salah satu contoh yaitu Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) yang proggres nya masih dibawah 30 persen, dari sekian banyaknya anggaran yang telah terkucurkan ke OPD ini.
“Bahkan yang paling kemarin itu untuk DPUPRP. PU saja proggres ya baru 23 persen dari sekian banyaknya anggaran yang telah dikucurkan kesana,” sebutnya.
Ia mengungkapkan, seminggu yang lalu pihaknya telah melakukan konfirmasi ke Dinas Pertanian, dengan menanyakan mengapa kegiatan-kegiatan dari belanja modal itu mengalami keterlambatan. Dan dari pertanyaan yang telah dilontarkannya tersebut menuai jawaban yang bisa dikatakan benar bahkan tidak masuk diakal juga.
“Kami berharap pagu anggaran dari Bappeda,” pungkasnya.
Lanjut Ia, berdasarkan informasi yang telah didapatkannya itu, pihaknya mencoba untuk menelusuri. Karena Ia berfikir itu bisa benar juga tetapi masih membuat dirinya tidak begitu yakin.
“Saya berfikir itu bisa benar, dan saya juga ada dititik tidak yakin. Tapi mungkin saya pahami apakah mereka ini berbelit,” Bebernya.
Ia menerangkan, dari beberapa kegiatan-kegiatan pada bulan Maret hingga April yang mengalami keterlambatan proggres penganggaran itu, mungkin saja karena ada kekhawatiran terhadap pemotongan-pemotongan dan lain sebagainya.
“Sehingga saya membutuhkan penjelasan dari Bappeda, hingga tahun ini saya mengevaluasi atas kecenderungan kegiatan ini. Secara umum bahwa kegiatan dibulan tiga dan empat itu apakah ada kekhawatiran terhadap pemotongan-pemotongan atau apa,” terangnya.
Ia menambahkan, setelah pembahasan dibawah 30 persen bersama Bappeda, Ia berharap bisa mendapat informasi lebih lagi, sehingga tidak ada lagi dinas yang ketika ditanyakan, akan melontarkan jawaban yang bisa benar bisa tidak.
“Saya berharap informasi ini bisa diberikan kepada kami. Agar tidak ada lagi dinas yang ditanyakan programnya jawabannya tidak tau, alasan Bappeda belum tanda tangan dan sebagainya,” Tutup Alfred.