Berita Keren – Hari ini, 9 Januari 2022, menandai tepat 1 tahun pasca tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu. Masih lekat dalam ingatan para masyarakat Indonesia mengenai kecelakaan udara yang terjadi pada awal tahun kemarin. Duka mendalam pun masih terus dirasakan oleh para keluarga yang ditinggalkan.
Tepat pada 9 Januari 2021 pukul 14.44 WIB, pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 dinyatakan hilang kontak sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 14.36 WIB. Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak itu diperkirakan jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Pesawat Sriwijaya SJ-182 berjenis Boeing737-500 itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 kru pesawat, 40 penumpang dewasa, 7 orang anak, dan 3 bayi. Tak ada penumpang selamat satu pun dari kecelakaan tragis ini. Berikut kronologi tragedi kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ-182, yang terjadi tepat 1 tahun yang lalu.
Detik-Detik Sriwijaya SJ-182 Kehilangan Kontak
Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 dinyatakan hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari 2021 pukul 14.44 WIB atau sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 14.36 WIB. Pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak tersebut diperkirakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Melansir liputan6.com, diketahui pilot sempat meminta izin untuk naik dari ketinggian 1.700 ke 29.000 kaki pada pukul 14.37 WIB. Namun 3 menit kemudian, menara kendali penerbangan atau ATC di Jakarta melihat arah penerbangan pesawat tersebut berbelok pada pukul 14.40 WIB.
Beberapa detik kemudian, pesawat tiba-tiba hilang dari radar hingga pada akhirnya pukul 14.44 WIB pesawat dinyatakan hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Meski demikian, Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena memastikan bahwa kondisi pesawat dengan kode registrasi PK-CLC itu dalam keadaan baik dan layak terbang sebelum lepas landas.
Sempat Delay
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 diketahui memiliki jadwal keberangkatan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pukul 13.25 WIB (06.25 UTC) dan dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Supadio di Pontianak, Kalimantan Barat pada pukul 15.00 WIB (08.00 UTC).
Namun, penerbangan pesawat ini mengalami delay dan baru lepas landas pada pukul 14:36 WIB. Jefferson Jauwena juga menyatakan bahwa pemberangkatan pesawat SJ-182 menuju Pontianak memang sempat delay atau terlambat terbang selama 30 menit. Menurutnya, keterlambatan ini dikarenakan oleh faktor cuaca.
Saat itu, hujan memang sedang turun dengan sangat deras. Maskapai lantas mengkhawatirkan akan membuat proses penerbangan terganggu. Oleh karena itu, keberangkatan pun ditunda 30 menit dari jadwal yang seharusnya.
Jatuhnya Pesawat dan Titik Terang Pencarian
Tak lama setelah hilang kontak, laporan pertama mengenai dugaan kecelakaan pesawat datang dari nelayan yang sedang beroperasi di perairan Kepulauan Seribu. Pada pukul 14.30 WIB, seorang nelayan melaporkan adanya sebuah pesawat yang jatuh dan meledak di laut.
Tak hanya nelayan, warga Kepulauan Seribu juga mendengar adanya dentuman besar dari laut. Namun, sumber pasti dari dentuman itu tak diketahui dengan jelas karena saat itu cuaca juga sedang hujan deras. Setelah hilang kontak, pemerintah lantas mengerahkan sumber dayanya untuk menyelidiki kemungkinan kecelakaan.
Bupati Kepulauan Seribu Junaedi menyebut pesawat jatuh di Pulau Laki. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan segera mengerahkan personel ke lokasi jatuhnya pesawat, sedangkan Polri mendirikan pusat krisis di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kementerian Perhubungan membuka pusat krisis di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pemerintah menggandeng berbagai pihak seperti Basarnas, KNKT, TNI, termasuk bantuan dari Badan Keselamatan Amerika Serikat atau National Transportation Safety Board (NTSB). Pada hari pertama pencarian, ditemukan titik terang berupa sejumlah serpihan yang diduga dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 oleh Kapal Patroli Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Satu demi satu puing dan serpihan pesawat terus ditemukan, termasuk potongan tubuh yang diyakini adalah bagian dari penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang menjadi korban. Black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berhasil ditemukan pada Selasa, 12 Januari 2021, sekitar pukul 16.00 WIB.
Namun, CVR black box pesawat masih belum ditemukan dan tim KNKT tetap bekerja mencari benda tersebut di perairan Kepulauan Seribu meski operasi pencarian Sriwijaya Air SJ 182 ditutup pada 21 Januari 2021 lalu. Setelah mengubah metode pencarian, CVR akhirnya berhasil ditemukan pada Selasa, 30 Maret 2021.
Dari hasil investigasi sementara, ditemukan beberapa fakta seperti mesin pesawat yang masih hidup sebelum pesawat membentur air. Hal itu juga diketahui dari temuan turbin pesawat yang rontok. Hingga saat ini, KNKT belum menyampaikan hasil laporan investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 secara menyeluruh.
KNKT menargetkan, investigasi kecelakaan pesawat ini baru akan rampung pada pertengahan tahun 2022.