Berita Keren | Salah satu upaya pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah untuk menurunkan angka stunting, adalah melalui Rembuk Stunting menghadirkan 13 Kabupaten-Kota.
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura berikan apresiasi atas diselenggarakannya Rembuk Stunting. Tujuannya, dapat menghasilkan gagasan juga inovasi untuk menekan angka prevalensi Stunting sesuai dengan target yang telah dicanangkan kedepan.
“Seluruh pemangku kepentingan dan stakeholder teknis harus berkoordinasi agar target penurunan stunting segera terpenuhi,” kata Rusdy, (27/7/2022).
Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah Christina Shandra Tobondo mengungkapkan pada dasarnya penanganan stunting adalah kerjasama tim antar pemangku kepentingan dan juga stakeholder teknis terkait.
Lebih lanjut, Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah telah mencanangkan delapan rencana aksi untuk menurunkan angka stunting.
“edukasi kepada masyarakat, mengenai langkah pencegahan stunting terus dilakukan, tujuannya adalah penurunan stunting,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah Tenny C Soriton menjelaskan BKKBN dan stakeholder terkait akan menyatukan persepsi pada Rembuk Stunting 2022. Tujuannya ialah melaksanakan percepatan penurunan stunting yang ada di setiap daerah Sulawesi Tengah.
“Setiap akhir tahun akan dilakukan evaluasi program kerja yang telah dilakukan sejauh ini. Untuk menilai keefektifan program tersebut sebagai upaya penurunan angka prevalensi stunting,” jelas Tenny.
Sejauh ini, angka prevalensi Stunting Sulteng mencapai 29,7 persen jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 24,4 persen. Target Sulawesi Tengah sesuai RPJMN tahun 2024 harus mencapai 13 persen, dan target untuk RPJMD hingga 2026 sebesar 8 Persen.