Wagub Ikuti Pembukaan PTIJK 2023 secara Virtual

Berita Keren | Wakil Gubernur Ma’mun Amir didampingi Kepala Biro Ekonomi Yuniarto Pasman mengikuti Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2023 dengan tema ” Penguatan Sektor Jasa Keuangan Dalam Menjaga Pertumbuhan Ekonomi”. Bertempat, di Ruang Kerja Wakil Gubernur. Senin, (6/2/2023)

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI dan dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Hotel Shangri-La Jakarta.

Bacaan Lainnya

Dalam laporanya, Ketua Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, Pemulihan ekonomi Indonesia selama tahun 2022 akan terus berlanjut dan peningkatan perekonomian domestik dari sisi konsumsi dan investasi telah menjadi penopang pertumbuhan.

Tahun 2023, OJK optimis tren positif kinerja keuangan akan berlanjut. Kredit perbankan diproyeksikan akan tumbuh sebesar 10 % sampai dengan 12 % yang didukung pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 7 % sampai dengan 9 %.

“Saya mengajak, untuk tidak ragu-ragu dalam penguatan perekonomian, stabilitas keuangan serta perbaikan iklim dan investasi di Indonesia.” Kata Ketua OJK Mahendra Siregar

Tingginya optimisme terhadap prospek perekonomian nasional tercermin dari perkembangan pasar modal yang mencatatkan penambahan 71 kenaikan baru tahun lalu yang merupakan tertinggi sepanjang pasar modal.

OJK mengeluarkan tiga kebijakan prioritas yang mengarahkan agar Industri jasa keuangan bisa menjadi ujung tombak kebangkitan perekonomian nasional yakni ; Pertama, penguatan sektor jasa keuangan. OJK akan memperkuat semua sektor jasa keuangan, mulai dari permodalan, akuntabilitas, integritas dan kredibilitas dari perbankan, IKNB, dan pasar modal.

Kedua, menjaga pertumbuhan ekonomi dengan optimalisasi peran sektor keuangan. OJK akan mendorong sumber pendanaan yang dapat dioptimalkan melalui peningkatan minat investor terhadap instrumen investasi berkelanjutan dan hijau serta investasi syariah di Indonesia.

Ketiga, Peningkatan Layanan dan Penguatan Kapasitas OJK antara lain dengan memperluas pemanfaatan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) untuk memberikan kesetaraan level playing field antar-industri jasa keuangan, dan mempercepat implementasi perizinan single window serta memberikan layanan perizinan yang lebih cepat dan terintegrasi.

Menurutnya, Kredit perbankan dan piutang pembiayaan tumbuh 11,4 %. Dan 14,2 % lebih tinggi dari rata-rata 5 tahun sebelum Pandemi sebesar 8,9 % dan 4,4 %. Optimisme tersebut terus berlanjut pada tahun ini dengan tercerminya investasi non residens di Januari 2023 yang mencatatkan pembelian neto sebesar 49,7 Triliun.

Terakhir, Stabilitas sektor keuangan tetap terjaga dan semakin kondusif, hal tersebut merupakan hasil sinergitas antara kementerian keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan.

Dalam arahanya, Presiden RI Joko Widodo mengatakan, dari laporan Ketua OJK bahwa kredit di tahun 2022 tumbuh di angka 11,3 persen. Menurutnya ini sangat bagus dan sudah double digit.

“Saya melihat tingkat permodalan Capital Adequacy Ratio (CAR) juga berada di angka 25,68 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan prapandemi yang berada di angka 23,31 persen. Ini baik, ” Ucap Jokowi mengawali arahanya

Presiden Jokowi menginginkan agar UMKM tidak dilupakan, serta ia menginginkan agar diberikan suntikan kepada UMKM sebanyak-banyaknya, tentu saja dengan kehati-hatian yang tinggi.

“Karena di sektor inilah yang memberikan peluang kesempatan kerja kepada rakyat.” Jelasnya

jika dilihat proses sampai 2018, Indonesia itu masih berada di lower middle income sampai 2018. Kemudian masuk ke 2018, Indonesia sudah naik ke upper middle income. Akan tetapi karena pandemi, turun lagi menjadi lower middle income.

Namun pada tahun 2022, Indonesia sudah naik lagi menjadi upper middle income. Inilah menurutnya yang harus terus secara konsisten didorong agar PDB naik terus.

“Hilirisasi menjadi kunci bagi Indonesia untuk melompat menjadi negara maju.” Ungkap Jokowi

Presiden Jokowi berharap agar pengawasan harus lebih diintensifkan dan mengingatkan bahwa industri keuangan harus membangun kepercayaan (trust). Jika industri jasa keuangan kehilangan kepercayaan dari masyarakat, maka akan sulit membangunnya kembali.

Turut hadir : Pimpinan Anggota DPR, MPR dan DPD RI, Kepala Mahkama Agung, Kepala Mahkama Konstitusi, Menko dan Menteri Kabinet Indonesia Maju, Jaksa Agung, Kepala LBS, Kapolri, Gubernur Bank Indonesia, Gubernur se-Indonesia, Pimpinan Asosiasi Lembaga Jasa Keuangan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *