Berita Keren | Presiden RI Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional untuk enam pejuang.
Hal itu disampaikan Menkopolhukam Mahfud Md, yang juga menjabat Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) RI pada Rabu, 8 November 2023.
Ia menyampaikan upacara penganugerahan gelar pahlawan dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo akan berlangsung pada Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November.
“Menganugerahkan gelar pahlawan kepada para pejuang yang dulu ikut memperjuangkan kemerdekaan negara dan atau ikut mengisi kemerdekaan dengan pengabdian dan perjuangan yang luar biasa jasanya kepada negara,” katanya.
Lantas, siapa saja enam pejuang yang dapat gelar pahlawan nasional tahun ini?
1. Ida Dewa Agung Jambe (Bali)
Ida Dewa Agung Jambe, yang juga dikenal sebagai Raja Klungkung Ke-2. Ia merupakan pejuang yang gugur saat berjuang melawan tentara Kolonial Belanda dalam Perang Puputan Klungkung pada 28 April 1908.
2. Bataha Santiago (Sulawesi Utara)
Bataha Santiago merupakan Raja Ketiga Manganitu di Sangihe, daerah yang saat ini masuk dalam Provinsi Sulawesi Utara.
Dia dikenal sebagai satu-satunya raja di Kepulauan Sangihe yang menolak meneken kerja sama dagang dengan VOC Belanda.
3. Mohammad Tabrani Soerjowitjirto (Jawa Timur)
Mohammad Tabrani Soerjowitjirto, yang juga berjuluk Bapak Bahasa Indonesia, merupakan pelopor dan Ketua Kongres Pemuda I pada 1926, yang menjadi cikal bakal Sumpah Pemuda pada 1928.
Dia dikenal sebagai pencetus pertama istilah “Bahasa Indonesia” yaitu dalam tulisannya berjudul “Kasihan” yang terbit di Koran Hindia Baroe pada 10 Januari 1926.
4. Ratu Kalinyamat (Jawa Tengah)
Ratu Kalinyamat (nama asli Retna Kencana), satu-satunya perempuan yang menerima gelar Pahlawan Nasional tahun ini, merupakan penguasa Jepara pada masa masuknya Islam ke Pulau Jawa.
Dia dikenal sebagai sosok pemberani dan heroik karena beberapa kali ikut terlibat dalam pertempuran menyerang Portugis.
Ratu Kalinyamat pada 1550 membantu Sultan Johor melawan tentara Portugis dengan mengirim 40 kapal perang dan 4.000 pasukan ke Selat Malaka. Tujuan dari pertempuran itu utamanya membebaskan perairan Malaka dari dominasi Portugis.
Selain itu, Ratu Kalinyamat juga membantu perjuangan masyarakat Hitu di Ambon untuk melawan Portugis pada 1565.
Terakhir, Ratu Kalinyamat kembali mengirim 300 kapal berisi 15.000 pasukan untuk membantu Sultan Aceh berperang melawan penjajah Portugis di Malaka.
5. KH Abdul Chalim (Jawa Barat)
KH Abdul Chalim merupakan tokoh NU yang merupakan salah satu pengurus dalam kepengurusan pertama PBNU.
Dia dikenal ikut bergerilya bersama para pejuang lainnya saat perang 10 November 1945.
6. KH Ahmad Hanafiah (Lampung)
KH Ahmad Hanafiah, yang juga tokoh NU dan putra daerah Lampung.
Ia dikenal sebagai pejuang yang memimpin perlawanan atas agresi militer Belanda di Lampung pada 1947.***