Kampanye Hitam dan Fitnah Mulai Sasar ART, Anggota DPD RI asal Sulteng

Poster ART (dilingkar) sengaja ditempelkan di baliho calon lain. Aksi ini merupakan upaya kampanye hitam dan firnah kepada anggota DPD RI yang juga calon incumbent tersebut. (Foto: Ist).

Berita Keren | Palu – Kampanye Hitam dari pihak yang tidak bertanggung jawab, mulai menyasar anggota DPD RI asal Sulawesi Tengah, Abdul Rachman Thaha (ART).

Bacaan Lainnya

Poster bergambar ART yang menyertakan kata-kata dan kalimat provokasi, sengaja disebar di beberapa titik di Kabupaten/kota di Sulawesi Tengah (Sulteng). Bahkan, poster ART tersebut ditempelkan di baliho calon lain. Seolah-olah poster itu dibuat sendiri oleh tim ART, padahal bukan.

Tujuannya, ingin menjatuhkan kepercayaan masyarakat terhadap ART. Dengan cara demikian, simpati masyarakat menjadi berkurang.

Menanggapi kampanye hitam yang menimpa ART, beberapa warga yang ditemui justru mengungkapkan hal sebaliknya. Mereka malah mengecam fitnah yang ditujukan kepada senator berjuluk anak guru mengaji itu.

“Kami tahu ini fitnah. Kami tidak mudah diprovokasi dengan cara-cara murahan seperti itu,” kata Adi, warga Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, saat dimintai tanggapannya Jumat sore (23/6/2023).

Menurutnya, perbuatan yang menempelkan poster bergambar ART di baliho calon lain, bagian dari politik adu domba. Apalagi poster tersebut dibubuhi kata-kata dan kalimat bernada provokasi.

“Masyarakat sudah cerdas. Anak kecil saja dibuat begitu bisa paham, bahwa itu gerakan adu domba. Kami tetap dukung ART,” dukung Adi.

Ia berharap pelaku fitnah ART bisa segera diungkap. Siapa dalang atau aktor di balik ini. Penting sekali diungkap supaya ada efek jera.

“Tangkap pelakunya! Cara-cara seperti ini yang merusak kedewasaan berpolitik. Ini bagian dari mencederai proses demokrasi. Jangan dibiarkan,” desak Adi.

Hal senada disampaikan Ipul. Warga Kabupaten Donggala, Sulteng, ini juga menyayangkan serangan fitnah kepada ART. Padahal, anggota DPD RI asal Sulteng itu begitu vokal membela dan menyuarakan aspirasi masyarakat Sulteng selama menjadi anggota DPD.

“Kami tidak percaya. Ini fitnah murahan. Tidak laku dijual. Kami tahu siapa yang pantas menjadi pilihan bagi kami,” kata Ipul menanggapi beredarnya poster calon incumbent DPD RI di Pemilu 2024 tersebut.

Ipul meminta pihak kepolisian khususnya Polda Sulteng, tidak tinggal diam dengan masalah ini. Pelakunya segera diungkap. Jika terus dibiarkan, bisa juga menimpa yang lainnya.

“ART sudah terbukti. Kami selalu mendukung dan tidak goyah dengan isu miring begitu. Sebagai masyarakat kami berharap pelakunya diungkap segera” ujarnya.

Bahkan, Ipul menerima informasi bahwa pelakunya sudah ketahuan identitasnya. Dimana tempat tinggal dan alamatnya, juga sudah diketahui. Apa modus mereka juga sudah ketahuan.

“Saya dengar informasinya, sekarang ini menunggu sikap atau keputusan ART saja, terkait pelakunya. Proses hukum diserahkan kepada ART yang memutuskan. Sebab barang bukti sudah ada,” ungkap Ipul.

Untuk itu, Ipul mengimbau masyarakat tetap tenang dan jangan terpancing. Mari tetap jaga situasi keamanan. Jaga kondusifitas daerah sebelum Pemilu 2024 bulan Februari mendatang.

“Kita serahkan ke pihak kepolisian yang membereskan serangan fitnah ART ini. Mari kita masifkan hastag #fitnah ART dan #tangkappelakunya. Pelaku fitnah dan black campaign harus dihukum. Karena berpotensi mengganggu stabilitas kamtibmas jelang Pemilu 2024,” pinta Ipul yang juga pengagum berat ART ini. ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *